Puisi “Serenjis Rindu” Ay-Bangka-Belitung

SERENJIS RINDU
@ Ay

Tiada rona lembayung semburat di cakrawala
Kumulus berarak melukis langit bermandi tembaga
Saat sepasang camar merindu sarang, tergesa
Mengepak patah tersirat lelah di jiwa

Dalam tatap lekat senja tak jingga
Seraut bayang menerpa
Bersama alunan melodi kata
Terngiang di larik larik soneta
Mengajak lamun jauh sketsa rupa

Di luar nalar
Serenjis rindu menyusup nanar
Kekata manis tersulam liar
Menghias rasa berselendang getar

Sejuknya dapat aku rasai
Membasuh gersang dahaga hati
Atas seutas mimpi yang tak pasti
Menyambangi pesaraan diri

Bangka Belitung, 11-10-2018

Puisi “Lonceng Peringatan” Suyatri Yatri-Riau

LONCENG PERINGATAN

Karya : Suyatri Yatri
Di pintu berkah, terucap syukur nikmat dari-Nya
Bergumul jejak langkah lewati kerikil tajam mencari rida
Bencana secuil makna pengingat dari-Nya

Menundukkan pandangan beristighfar pasrah
Di musim badai ujian hati mendekap ikhlas
Di riuhnya goncangan sabar jiwa berlabuh

Lautan memperlihatkan tumpahan gelombang memandikan jantung kota
Gemerlap kemewahan hanya bias sementara
Tiada kekal kerlip keindahan bila raungan bumi menari di panggung permainan
Tiada yang bisa melawan takdir
sebab rindu telah hembuskan napas terakhir
Cinta telah dibutakan oleh kefanaan
Lonceng peringatan pun dibunyikan nyaring agar bergegas berkemas kembali perenungan jiwa
Menyauk embun berserah pada Sang Pencipta
Rokan Hulu, 11 Oktober 2018

Puisi “Untukmu Perempuanku & Ibuku

Untukmu Perempuanku & Ibuku

  1. Daun Lontar

Mengapa Aku Harus Memujamu dan Mencintaimu?

“Ya..karena kamu adalah perempuan, dan ibukupun perempuan”.

Kau dicipta utk dipuji dan dihargai tak satupun yg boleh melukai perasaanmu….jika ada aku kau tak boleh menangis….

Bahkan Tuhan-pun memujimu hingga Ia menisbatkan namamu dalam kita suci ummat Islam sbg “Ummul Kitab” Ibu dari semua kitab.

Perempuan-ku

Sesuai dengan etimologi namamu dari kata “ampu” yg artinya milik karena memang engkaulah pemilik segala keindahan dlm kehidupan ini….

Perempuan-ku

Sesuai dgn etimologi namamu dari kata ‘empu’ yang artinya mulia karena memang engkaulah kemuliaan sejati dlm hidup ini.

Denganmu Ibu ku

Sebegitu berartikah dirimu hingga namamu terpatri menjadi nama ibu kota Yogyakarta pada pada masa itu yaitu “Mataram” ?

Intuisiku yg fakir ini berkata ….”Ya nama Mataram itu memang berasal dari namamu ibu…”.

Kubuka naskah-naskah lamaku tentang linguistik (ilmu bahasa) bahwa Mataram diambil dari namamu yaitu “mater” yg artinya “ibu” diambil dari bhs Indo-eropa , jika engkau penasaran bukalah naskah-naskah lama mu tentang Induk Rumpun Bahasa2 di dunia hingga nanti kau akan temukan kata itu dlm bhs Persia dan India yg masuk dlm rumpun Indo-Eropa.

Ibu

Ibu…tak puas negeri ini menghargaimu hingga semua pusat kota dinamai “Ibu” kota..Karena memang namamu layak terpatri dlm setiap ruang di negeri ini karena namamu simbol…arrahiiim… Kelembutan dan keramahan..

#mengingatmuadalahlinangan

Puisi “Bait Terakhir” Mohammad Ismail Syahid.

BAIT TERAKHIR

Karya Mohammad Ismail Syahid

sajak sepenggalan cakapku untuk kau renung
tentang upah sebulan dan wajah murung

bait terakhir kita
engkau sisakan menghias langit

sepekan berkisah tentang anak-anak yang molek
dan cita-cita yang mengikis

hari ini susu anak-kita tak terbeli

jangan kautagih
tentang janji negeri gemah ripah loh jinawi
indonesia

  • tajung rejo tuban, 10 februari 2011