Puisi “Mungkin Benar” Dee Palembang

Mungkin Benar.. Ada sepotong rindu yang nakal terhimpit antara cinta dan nafsu Mungkin juga benar … Kemarin adalah elegi pilu Sarat kesalahan Akan seperti apa bila hati memvoting tegas Menancap kokoh, batas mimpi dan nyata Ternyata, kita hanya sebatas memoar penuh dosa Tak mungkin kugapai angin meski sejukkan sukma dan raga Lalu dimana harus kutumpah … Baca Selengkapnya

Puisi “Sangkaan” Parmadi- Jambi

Puisi Parmadi SANGKAAN dari semula sudah ada awalnya ketika rintik hujan melingkupi angkasa raya, bukankah tadi awan menggumul melukis mengubah warna? itulah pertanda tentang cerita alam daun beterbangan dan berakhir terkulai di basahnya jalan, di genangan tanah galian, di bibir sungai dan halaman rumah itu pertanda sebagai takdirnya. kadang gemericik air menciprat di rerumputan, seekor … Baca Selengkapnya

Puisi “Tentangmu”DLY-Yogyakarta

Tentangmu Memandangmu menjejak beragam kesan…terbang ngelangut meninggalkn realitas Indahmu diselimuti duri,kokoh dlm merengkuh prinsip Matamu berbelati dan peluruh setiap hati lelaki yg menatapnya Senyummu semburatkan syahwat para petualang cinta dan selir hati Aku tenggelam dlm magic mushroom ragamu yg semampai dan berpikir gelap ttg nikmatnya tegukan anggur merahmu Memelukmu hanya sebuah utopia yg terus menerus … Baca Selengkapnya

Puisi “Kekasih Jiwa” Dee-Palembang

‘Terfikir tuk melintas hari Dalam belantara hati yang fana Terbersit tanya dari rimbunnya waktu Dari ribuan malam yang kulalui Adakah selarik kisah yang tersia Jejak langkah pun terhenti Napak tilas romansa itu Terukir nyata Indah dalam kenangan Menatap senyum yang tersirat samar dalam tidurnya Adakah aku di alam mimpinya Sekejap tertegun saat namaku terucap dalam … Baca Selengkapnya

Puisi “Salam Tanah Berdebu” Zainul Walid-Sukorejo-Situbondo

Ustadz Zainul Walid SALAM TANAH BERDEBU (Surat rindu untuk Alumni Sukorejo) Kalau tidak ada lagi bukti bahwa kita orang shaleh mudah-mudahan jejak kaki kita yang bersentuhan dengan jejak-jejak kaki guru-guru kita bisa jadi bukti bahwa kita pun pencinta orang-orang shaleh Betapa jauh kita telah melangkah Meninggalkan kamar pondok, tempat kita bertahun-tahun berlatih ikhlas menderita dan … Baca Selengkapnya

Puisi “Tentang Kata” Dee-Palembang

‘ Ini tak slalu tentang kata Kau adalah duniaku, Saat semua menggila Kau lumat semua hasrat Liar !! Hingga semburat jingga dikaki langit Manggeram … ! Tuntaskan rindu … Mengingatmu kan slalu menguras air mata Akupun tak tau .. Mengapa ?? ‘ Dee 04102016 / 2254 #119 

Puisi “Ruas Tentangmu yang Hilang”DLY-Yogyakarta

Ruas Tentangmu yg Hilang Daun Lontar Tak sengaja tersingkap foto lamamu yg lusuh dimakan senja. Melihatmu dalam bingkai itu, aku seperti berjarak,asing,kaku dan tak kukenal. Melihatmu dlm lipatan album itu, melemparkanku pd masa sulit dlm plot hidupku, aku tertatih dan berpeluh menapak zaman Melihat setiap helai foto lamamu, hatiku gemuruh,geram dan nafasku berdetak sumbang. Melihat … Baca Selengkapnya

Catatan Kecil Ali Rizkatillah Audah “Mengapa Syahadat Kita Ada Dua”

*Mengapa Syahadat kita ada dua?* Ali Rizkatillah Audah (ara), Yogyakarta Kita sudah faham bahwa untuk memeluk Islam, pertama kali wajib ucap dua kalimah syahadah: kalimah pertama, pengakuan keesaan Tuhan (syahadah tauhid), dan kalimah kedua, pengakuan kerasulan Nabi saw (syahadah rasul). Sahkah keislaman seseorang jika hanya mengakui keesaan Tuhan, tapi menolak kerasulan Nabi saw? Jawabannya sangat … Baca Selengkapnya

Puisi “Coblascoblosco” Sugit Zulianto- Palu-Sulteng

Coblascoblosco Suit Zulianto-Palu-Sulteng Aku ada bukan sekadarnya Tuhan jua turut merancangnya Kalau beda tukan kehendak-Nya Tahan jaga ikut mengawalnya Kalau beda tukan kehendak-Nya Tahan jaga ikut mengawalnya Galau bangsa tentukan kepalanya Kalian waspada ribut mengancamnya Galau bangsa tentukan kepalanya Kalian waspada ribut mengancamnya Pemilu bangga satukan kekuatannya Berlian negara patut menghargainya Pemilu bangsa satukan kekuatannya … Baca Selengkapnya

Puisi “Rindu” Akhsanul In’am-UMM-Malang

RINDU Akhsanul In’am,UMM Malang Rasa hati perih nan pedih selalu menancap didada Ingin selalu meniti, mengkaji serta menganalisis bersama Namun detik, menit, jam selalu menerjang asa Dinding-dinding tirai didorong untuk dibuka Untuk bersama, bercengkerama, berbagi cerita Rintihan lirih terasa bagai gempa Impian jua yang berirama dan menggelora Nalar kalbu yang menghunjam berasa hampa Derap gemericik … Baca Selengkapnya