Puisi “Sang Penjaga Setia” Mohammad.Ismail Syahid.

Sang Penjaga Setia dari Bukit Karanggeneng

Oleh: Mohammad Ismail Syahid

 

Berdiri dengan gagah, rambut panjangnya terburai dihempas angin malam. Hujan yang turun dari sore tak kunjung reda, gemerinciknya digenting dan jatuhannya dipelimbahan menambah suasana makin mencekam. Malam pekat dan dingin.

Pakde No telah bergumul dengan mimpinya, seharusnya dia berkeliling petakan, tapi acapkali aku sering mendapatinya tidur lelap digubuk jaga ujung karang selatan. Seperti malam ini.

Makam suro tanwin berada di pinggir laut. Berada tepat pada cekungan dan patahan karang yang menjorok ke laut. Di dusun Karanggeneng, Jenu -Tuban. Bukit Karangggeneng. Disamping makam berdiri pohon jaranan yang telah berumur ratusan tahun, lelehan semacam getah karet berwarna hitam menggumpal disudut-sudut pangkal cabang pohon . Siapapun yang melihatnya akan bergidik meskipun disiang hari. Apalagi pada malam gelap pekat tanpa cahaya bulan seperti malam ini. Nampak akar pohon beringin laut menjuntai diterpa angin. Hujan tak kunjung usai.

Rokok kretek kuhembus kuat-kuat. Sendirian aku menyusuri pematang, dengan senter dan parang yang aku bawa, langkah kaki terhenti di ujung saluran air sisi barat. Sebuah bayangan hitam besar menghadang langkahku. Segera kuucap salam…

Tajung Rejo-Tuban 31 Maret 2011
: Sang Penjaga Setia dari Bukit Karanggeneng
by Mohammad Ismail Syahid

Ilustrasi Noam Mymon

Tinggalkan komentar