Antara Denpasar- Melbourne
Arif Budi Wurianto-Jurusan Pend. Bhs.Indonesia. UMM Malang
Enam jam perjalanan udara melintas benua
Menatap satu per satu penumpang di dekatku
Beberapa saja yang berkulit sewarna denganku
Aku tak tahu warna bola matanya, biru, coklat, atau hitamkah
Semua terpejam kelelahan
Hanya aku sulit memejamkan mataku
Apa yang akan kulalui di negeri orang nanti
Kulirik cendela Qantas
Sebaris horizon memerah jauh di ufuk
Sudah pagi tampaknya
Maha Besar Tuhan yang menciptakan angkasa
Bandara Internasional Melbourne di kaki
Dingin menusuk pagi
Sedikit tegang dalam urusan keimigrasian
Menjadi lega setelah tak ada persoalan denganku
Kembali harus kutunggu di ruang trasit
Mungkin sejam lagi baru aku beristirahat
Menunggu keberangkatan pesawat ke Adelaide
Kutulis puisi ini
Menepis sepi
Kembali kuperiksa agenda perjalananku
Adelaide-Melbourne-Sydney-Canberra
Kembali berharap positif
Kubuang jauh rasa sepi, cemas dan ragu
Kunikmati dingin Australia
Yang memang jauh berbeda dengan tanahku