Puisi “Kaulah Kopi itu” Anto Narasoma-Palembang

KAULAH KOPI ITUAnto Narasoma, Palembang

seteguk kopi serasa melambung ke awang-awang. aromu yang kau kirim lewat kerinduan, mencair ke dalam secangkir kopi

— ah, sejak kucium bibir gelas di kolam pemandian itu, kau dan kopi berenang dalam kerongkongan ini

tak ada lagi keraguan; karena cairan kopi itu mengalir dari tiap nadiku di tubuhmu

secangkir kopi ini adalah dirimu. berkelana ke dalam dadaku yang penuh kerinduan itu

lalu kunikmati tiap tetes cairan di gelasmu. karena kopi dan dirimu berkecipak dalam sajak di tiap kata kata indah.

Tirta Bening, Oktober 2018

Tinggalkan komentar