Puisi “Ballada Gairah Cinta Terlarang” Suyatri Yatri-Riau

BALLADA GAIRAH CINTA TERLARANGSuyatri Yatri, Riau

Gairah telah memenjarakan jiwa
Hingga syahwat berceceran di tubuh nafsu
Jalang bertengger di pohon mesum
Logika tertutup cinta terlarang di hutan asmara selangkangan
Keliaran bara bergelinjang membutakan mata hati dimabuk gairah bercinta

Berpeluk cumbu di jalanan tanpa malu
Telah tergadaikan moral di pintu binal
Ribuan raga setengah telanjang melelehkan liur mata keranjang
Miris bertopang tragis menyaksikan jiwa-jiwa pemburu kenikmatan dunia
Terkontaminasi petualangan seksual bebas

Lolongan anjing semakin riuh di kobaran masum yang menyimpan miseu ditembakkan di sembarangan cawan
Sampah kemaksiatan berserakan di jalan berdebu penuhi brangkas dosa
Melahirkan jadah yang menjerit duka terbunuh kehidupannya

Tangis pilu dari janin malang yang terbuang

“Ayah, lihatlah tubuhku terbentuk dari petualangan cintamu bersama ibu di rumah berpalang merah.
Dari tumpahan manimu yang mengendap di rahim ibu tapi kau dustakan peluhmu menetes saat mencangkul ladang ibu yang kini mengalir darahmu.
Hendak ke mana ayah cuci denyut nadiku untuk membersihkan namamu yang melekat pada namaku?”

Bisikan takkan pernah didengar
Jiwa meratapi takdir pada hati gusar
Selaksa perih tersayat sembilu
Fatamorgana bertaut haram lebih nikmat dari halalnya rahmat

“Cukup aku saja yang tak diakui
Jangan ada lagi adikku terbunuh dari syahwatmu yang menjerat laknat
Nikmatnya dunia hanya kesenangan sesaat
Kehidupan abadi adalah pertanggungjawaban akhirat”
Rokan Hulu, 19 Oktober 2018

Tinggalkan komentar